JAKARTA – Angkasa Pura Airports mendapatkan dukungan pendanaan sindikasi dari lima bank dan lembaga keuangan non-bank senilai Rp 4 triliun untuk mendukung pengembangan lima bandara milik Angkasa Pura Airports.
Kreditur sindikasi pinjaman Angkasa Pura Airports meliputi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Penandatanganan pinjaman sindikasi bertenor 15 tahun dengan grace period 5 tahun ini dilakukan oleh President Director Angkasa Pura Airports Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur SMI Edwin Syahruzad, Senior Executive Vice President Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Bank BCA Rudy Susanto, Presiden Direktur IIF Arisudono, dan Direktur Bank BRI Kuswiyoto, bertempat di Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Kamis (18/8).
President Director Angkasa Pura Airports Sulistyo Wimbo Hardjito menjelaskan bahwa fasilitas kredit sebesar Rp 4 triliun tersebut merupakan bagian dari rencana pemenuhan pendanaan Angkasa Pura Airports untuk pengembangan bandara sebesar Rp 7 triliun pada Tahun 2016.
“Dukungan pendanaan bank dan lembaga keuangan non-bank ini diperlukan agar pembangunan dan pengembangan bandara oleh Angkasa Pura Airports dapat diselesaikan sesuai dengan target yang direncanakan. Sisanya yaitu sebesar Rp 3 triliun akan didapatkan dari penerbitan obligasi. Hal ini sejalan dengan salah satu misi Angkasa Pura Airports, yaitu mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.” imbuh Wimbo.
Angkasa Pura Airports merencanakan sepanjang 2016 hingga 2020 akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 14,5 triliun dan pinjaman kredit investasi dari perbankan/non-perbankan sebesar Rp10,5 triliun.
Penerbitan obligasi dan pinjaman bank/non-bank ini merupakan langkah yang ditempuh Angkasa Pura Airports untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam rangka membiayai pengembangan lima bandara, yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang yang ditargetkan beroperasi 2018, Bandara Syamsudin Noor (2019), Bandara Baru Yogyakarta (2020), Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya (2020), dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (2020) dan investasi rutin. Angkasa Pura Airports menggunakan konsep airport city dan green airport dalam pengembangan bandara-bandara tersebut.
“Pengembangan bandara-bandara tersebut mendesak dilakukan, karena sudah mengalami lack of capacity. Pengembangan bandara ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan (customer satisfaction index/CSI) serta untuk mengimbangi pertumbuhan industri penerbangan nasional,” ujar Wimbo.
Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang diperkirakan membutuhkan investasi kurang lebih Rp 2,1 triliun, Bandara Syamsudin Noor Rp 2,3 triliun, Bandara Baru Yogyakarta Rp 9,3 triliun, Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya Rp 9,1 triliun, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Rp 3,6 triliun.
“Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai katalis pembangunan infrastruktur di Tanah Air mendukung penuh rencana pembangunan dan pengembangan bandara yang dilakukan oleh Angkasa Pura Airports. Kami siap untuk bersinergi dengan bank lainnya dan mendukung Angkasa Pura Airports sebagai perusahaan Bandar udara berkinerja tertinggi,” ujar Emma Sri Martini, Direktur Utama SMI.
Tunjukkan Kinerja Positif Sepanjang Tahun 2015
Pada 2015, perseroan telah berhasil menangkap peluang bisnis yang ada. Hal tersebut terlihat dalam pencapaian kinerja, baik operasional maupun keuangan. Tahun lalu, seluruh pelayanan jasa Aeronautika yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), pemakaian aviobridge, pemakaian counter, dan baggage handling system mengalami pertumbuhan.
Pendapatan usaha untuk segmen operasi kebandarudaraan meningkat sebesar Rp 574,17 miliar atau 13,08%. Sedangkan Pendapatan Usaha untuk segmen non aeronautika meningkat sebesar Rp 361,74 miliar atau 56,36%. Peningkatan pendapatan telah berhasil meningkatkan laba operasional perseroan. Laba operasional pada 2015 mencapai Rp 1,29 triliun, mengalami pertumbuhan Rp 29,14 miliar atau sebesar 2,3% dibanding 2014 yang mencapai Rp 1,26 triliun.
Angkasa Pura Airports juga telah berhasil meningkatkan total aset pada 2015. Total aset perseroan mencapai Rp 16,72 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar Rp 895,44 miliar atau sebesar 5,66% dibandingkan 2014 yang mencapai Rp 15,82 triliun. Di sisi ekuitas, pada 2015, ekuitas perseroan mencapai Rp 10,97 triliun, mengalami pertumbuhan Rp 474,88 miliar atau sebesar 4,52% dibandingkan 2014 yang mencapai Rp 10,49 triliun.
Sampai akhir 2015, bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports sebanyak 13 bandara, serta satu Strategic Business Unit (SBU) yang terletak di kota-kota besar wilayah tengah dan timur Indonesia. Bandara-bandara tersebut antara lain Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali, Bandara Juanda – Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin – Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan – Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo – Biak, Bandara Sam Ratulangi – Manado, Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin, Bandara Ahmad Yani – Semarang, Bandara Adisutjipto – Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo – Surakarta, Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah, dan Bandara Pattimura – Ambon, Bandara El Tari – Kupang dan Ngurah Rai Commercial SBU – Bali.
Angkasa Pura Airports juga mempunyai lima anak perusahaan yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail. (*)
Jakarta, 18 Agustus 2016
Corporate Secretary
ISRAWADI
---------------------------------------------------------------------------------
Contact Person: Ida Bagus Ketut Juliadnyana (Corporate Communication Dept. Head)
HP: 08123807910 - e-mail:
i.juliadnyana@ap1.co.id
Download Press Release