Langkah perusahaan pembiayaan infrastruktur PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mendirikan unit bisnis syariah (UUS) semakin mantap. Setelah menetapkan Dewan Pengawas Syariah beberapa waktu lalu, SMI telah menetapkan beberapa target kinerja.
Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur Emma Sri Martini mengaku ada beberapa proyek yang jadi incaran perusahaan ini. "Ada beberapa proyek yang memang tidak bisa kami biayai melalui produk konvensional," terang Emma, Kamis (8/12). Oleh karena itu, SMI membundelnya dengan produk syariah.
Beberapa proyek tersebut, antara lain proyek pelabuhan, rumahsakit, dan pembangkit listrik. SMI menargetkan bisa membiayai proyek syariah sebesar Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun di tahun depan. "Kami belum bisa meijelaskan secara detail, tapi ada beberapa proyek," jelas Emma.
Emma mengatakan, jika setengah dari target pembiayaan tersebut bisa terealisasi di semester I tahun depan, SMI Syariah akan mencari pendanaan tambahan dari pasar modal. Namun, pada tahap awal, pendanaan unit usaha syariah SMI menggunakan fasilitas dari kas SMI.
Salah satu opsi yang dipakai SMI adalah menerbitkan su-kuk. "Kalau bisa meraih Rp 1 triliun di semester I, misalnya, kami bisa menerbitkan sukuk di kuartal IV tahun depan," kata Emma.
Menurutnya, SMI harus tetap melihat potensi pasar seperti apa, sehingga tidak bisa serta merta menerbitkan sukuk di awal tahun. Emma mengatakan, potensi penerbitan sukuk yang akan dilakukan sekitar Rp 500 miliar. "Sebagai test the water katanya.
Maklum pembentukan unit usaha syariah SMI juga belum rampung benar. Emma menargetkan UUS syariah bisa beroperasi optimal pada awal tahun depan. Beberapa kelengkapan UUS Syariah sudah dipenuhi SMI, antara lain legalitas, AD/ART dan dewan pengawas syariah.
SMI percaya diri, unit syariah akan mendapat tanggapan positif dari pasar. Pasalnya ada telah ada beberapa investor yang berminat untuk menanamkan modal. Salah satunya adalah investor dari Timur Tengah yang memang menginginkan berinvestasi secara syariah. Apalagi menurut Emma, dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan potensi bisnis yang belum tergali.
